Singapore with Toddler - DAY 3 - Pulang!
4:30 PM
Hari terakhir di Singapura. Saya bangun pas waktu alarm sholat subuh, setelah sholat saya langsung siap-siap untuk packing. Karena jam 9 waktu setempat kami harus sudah cabut ke bandara. Alhamdulilah packingnya makin berkurang karena banyak barang yang sudah terpakai seperti pampers, makanan-makanan ringan dan jas hujan. Jam 8 pagi bangunin Dzaka buat mandi untuk siap-siap sarapan. Hari ini Singapura gerimis, ngga deres sih tapi cukup bikin basah. Kami memutuskan untuk take away saja. Kali ini coba restoran India yang lain. Resto India ini lebih lokal Indonesia deh makanannya karena mereka menyediakan pecel lele masa hahaha lengkap dengan tahu tempenya. Kami memesan Chicken Rice tak lupa plain prata dan tareek tea. Kami sarapan di dalam kamar agar bisa sekaligus siap-siap untuk turun kebawah. Beberapa orang rombongan sudah duluan checkout karena mereka mau lanjut ke Johor Baru dan ada yang flightnya berbeda dengan kami.
Setelah checkout, kami langsung ke bandara saja agar lebih santai. Sampai bandara hujan deras sekali, alhamdulilah sudah di dalam bandara. Langsung menuju ke bagian imigrasi untuk di cek paspor dan barang bawaan. Alhamdulilah lho koper kami ngga di disuruh nimbang lagi. Soalnya pas nyoba nimbang di hotel barang bawaan kami kelebihan bagasi ahahahaha. Soalnya kalau di terminal lain suka dicegat didepan pintu masuk imigrasi kalau barang bawaannya mencurigakan kelebihan muatan. Karena bawa bayi bahan-bahan cair kami juga ngga perlu dikeluarkan.
Kami menuju gate G1 yang paling ujung, jalannya 15 menit sendiri dari imigrasi ke gatenya. Jam sudah menunjukkan jam 11 siang dan belum ada tanda-tanda akan delay meskipun diluar masih hujan. Ada sedikit insiden saat menuju ke gate keberangkatan. Ada sepasang kakek nenek di depan kami, mereka berduaan saja. Si kakek duduk di kursi roda yang didorong nenek. Mereka lewat ramp berjalan, nah saya pengen jalan disitu juga itung-itung save energy kan. Saya dorong stroller Dzaka tepat dibelakang kakek nenek itu. Sebenarnya sudah feeling ngga enak karena kakek nenek itu berhenti, ngga tetep jalan kaki di rampnya. Sampai diujung nenek ngga kuat melewati gundukan ujung ramp berjalannya. Otomatis saya yang dibelakang pas langsung berusaha mundurin stroller tapi ngga bisa. Kedorong lah itu nenek kakek, tapi mereka ngga bergerak. Nenek kakek sudah panik karena mereka ngga kuat mengangkat, Dzaka di dalam stroller kegencet badan nenek, suami langsung lepasin koper untuk megangin stroller Dzaka. Saya langsung bantu angkat kursi rodanya biar kami bisa lewat. Ada bapak-bapak baru nyamperin mau nolong pas semua sudah selesai. Alhamdulilah Dzaka ngga jatuh, koper kami nggelinding terus di rampnya. Mungkin shock dan takut si Dzaka mulai mewek nahan nangis. Nenek kakek berkali-kali bilang "Sorry sorry", kami balas "gapapa gapapa" soalnya bukan salah mereka juga kan. Suami nyuruh saya buat gendong Dzaka dulu biar dia agak tenang, pas digendong barulah nangis histeris dia. Kasian. Saya sampai pengen ikutan nangis hahaha. Merasa bersalah ngapain lewatin ramp padahal bisa di jalan biasa. Langsung deh Dzaka saya susuin dulu biar agak tenang. Lumayan lama dia nyusunya.
Setelah semua kondusif kami bertiga coba jalan-jalan cari makan karena ternyata flight delay 30 menit karena cuaca. Dzaka juga sudah kebosanan menunggu. Setelah ganti diaper kami coba keliling-keliling bandara. Saya ngga punya foto sama sekali di hari terakhir ini karena malas mengeluarkan kamera dan handphone saya sudah mau abis baterenya. Kami menemukan Old Chang Kee untuk ganjal perut selama di pesawat. Ternyata pesawat sudah datang lebih cepat dari perkiraan delay. Kami buru-buru berjalan ke gate karena bawa bayi di prioritaskan masuk duluan. Di dalam pesawat kami bertiga pingsan sampai mau landing.
Alhamdulilah Bandung meskipun agak mendung. Setelah keluar bandara kami sholat dulu lalu makan siang. Alhamdulilah buat liburan kali ini. Terima kasih suami hihi kapan-kapan lagi ya, Istrinya lagi pengen "My trip my adventure" terus nih.
Singapore sangat-sangat kids friendly. Kalau young toddler seperti Dzaka sebenernya diajak kemanapun juga belum menikmati sekali karena memang too young. Tapi bagus kok untuk menstimulasi jalan-jalan di negeri orang. Di Singapura masih banyak burung-burung yang kebawah gitu, jadi Dzaka suka histeris nunjuk "ITU APAAAAHHH??" tiap ada burung turun di jalanan.
Jalanan di Singapura juga stroller friendly. Kami bawa stroller besar aman-aman saja kok. Waktu naik MRT juga lancar karena di setiap stasiun MRT pasti ada lift. Mau pindah-pindah peron pun super gampang karena biasanya yang bawa stroller diprioritaskan untuk naik lift. Di dalam MRT juga selalu ditawarin tempat duduk. Singaporeans also very friendly toward my son. Si Dzaka suka ketawa-ketawa atau digodain sama anak-anak kecil atau orang-orang yang lain. Selain itu dibawah 4 tahun semua-muanya masih gratis, jadi hemat sekali hihihi. Kami belum coba transportasi selain MRT, pengen sih coba bus tapi rutenya masih bingung jadilah pilih aman naik MRT kemana-kemana.
Tempat main untuk anak-anak juga banyak. Ngga semua bayar kok, kalau mau gratisan juga banyak. Saya pengen banget cobain children garden di Garden by The Bay karena disana bisa puas main air. Pengen juga ke S.E.A Aquarium soalnya macem keren gitu ada layar infinity. Pengen juga ke Pororo Land soalnya bocahnya suka joget kalau denger lagu Pororo di tivi.
Semoga dapet rejeki lagi ke Singapura biar bisa lebih explore kotanya. Next trip kayaknya bakal skip USS dulu soalnya USS gitu-gitu doang sih ahahaha. Masih penasaran kulineran di hawker centre di Singapura. Cobain inep di airbnb juga biar lebih kalcer dan lokal hihihi. Tapi yang penting i would drink tareek tea and eat prata everydaaaaay!!
Love,
Szasa
0 comments